Mungkin, ini tidak begitu penting
bagimu. Hal yang kau anggap membosankan. Terkadang, ketika kita berpapas tanpa
sengaja aku ingin ada percakapan sederhana yang keluar dari mulutmu atau sebuah
kilas senyum dari bibirmu itu. Ya, semua tak lagi sama! Waktu yang membuat kita
dapat bercerita dan menyapa. Namun, waktu juga yang memakan hal-hal yang dulu
biasa kita lakukan.
Entah mengapa, bagi sebagian orang
ketika mereka telah merasa tersakiti dan memutuskan untuk berpisah dalam suatu hubungan. mereka
lebih suka memutus tali pertemanan juga, sekedar menyapa saja terasa enggan
baginya. Dan ada juga sebagian dari
mereka yang masih menjaga komunikasi mereka dengan baik walaupun hanya
berteman. Bukankah setiap insan manusia memiliki perasaan dan kesabaran yang
berbeda? Mungkin itu juga yang membuat mereka dapat menjaga hubungan mereka
dengan baik.
Ada yang masih mampu bertahan dalam rasa
kecewa, ada juga yang tak mau terus dikecewakan. Ada yang terlalu sayang sampai
tidak bisa marah, dan ada juga yang terlalu sensitif ketika pasangannya bersama orang lain. Ya,
kali ini aku tak mau membahas tentang menunggu, bertahan, atau sebagainya. Aku
hanya ingin menulis tentangmu, tentang apa yang kita lakukan ketika kita berpapas
dan kita yang saling diam tanpa ada tegur sapa sekalipun.
Entah, ada rasa canggung ketika berpapas
denganmu, ada hal yang kurasa hilang. Semenjak kamu memutuskan untuk berjalan pada jalan yang
berbeda, aku merasa kamu tak lagi kamu. Ya,
dimana kamu yang dulu? Seseorang yang
slalu bertegur sapa denganku disaat kita berpapas. Mana kamu yang dulu? Seseorang
yang slalu tersenyum ketika melihatku.
Ingin rasanya aku kembali dimana kamu
slalu bercerita denganku. Memperbaiki keadaan, dan menghilangkan masalah yang
terjadi diantara kita. Namun? Aku bisa apa? Disaat takdir berkehendak lain? .
harapan-harapanku tentangmu seperti dandelion , berkumpul menjadi satu. Namun,
jika angin berhempus dengan kencang, harapan itu akan terbang entah kemana.
Aku ingin menjadi wanita yang menguatkan!
Bukan malah wanita yang membuka lubang kelemahan. Andai kamu tau, menunggu kamu
menyapaku saja sama halnya dengan menunggu daun yang jatuh. Dulu, aku pernah
yakin bahwa bahagia yang kita cap tak memiliki akhir, hanya karna aku yakin
bahwa kamu takkan mengecawakanku. Namun, tibalah saatnya kecewa menampakkan
wujudnya.
Aku pernah membayangkan, kita duduk
bersebelahan di sebuah taman. Kita kan berbicara banyak hal yang sama tanpa
merasa canggung. Merasa saling tergenapkan, menggumamkan lagu-lagu favorite kita,
kita yang saling menghargai, kita yang saling bertukar cerita, barangkali
seperti itu.
Namun sekarang? Harapanku hancur, Layaknya
dandelion itu. Angin berhembus terlalu kencang sehingga melepaskan
dandelion-dandelion itu. Harapan yang terlalu tinggi, untuk waktu yang tak tepat.
Berharap kamu menyapaku saja serasa sulit, apalagi harapan lain? yang Rasanya mustahil.
“AKU TIDAK
TAU APAKAH MASIH ADA PERASAAN UNTUKKU? , AKU TIDAK TAU APAKAH KAMU MASIH PEDULI
ATAU TIDAK? NAMUN, SEGALA TENTANGMU MASIH ADA, MASIH KUINGAT, DAN HAL ITU MASIH
SANGGUP MEMBUATKU TERTAWA WALAU TERKADANG TERASA BEGITU MENYAKITKAN”
1 komentar:
kek perasaan gw huhuhu
Posting Komentar