Ingat, bagaimana dulu kita bisa dekat
lalu akhirnya kita memilih untuk berjalan pada jalan masing-masing? Ya, dulu
kita memiliki banyak sekali persamaan. Sampai kita lupa bahwa tetap ada
perbedaan yang ada, hingga tibalah perbedaan itu menunjukkan wujudnya.
Dulu, aku suka memandang matamu. Entah
mengapa ada rasa nyaman yang terselubung ketika aku menatapmu. Meskipun, aku berkali-kali
melarangmu untuk menatapku, aku melarangmu bukan karna aku tak mau dipandang. Hanya
saja, aku malu ketika kau memandangku. Aku juga suka mendengarmu bercerita, meskipun
cerita yang kau lontarkan tak begitu menarik. Namun, suaramu mampu membuatku
nyaman, walau berjam-jam kau bercerita aku tak pernah bosan mendengarkanmu.
Namun, kau datang ketika kau hanya
membutuhkanku. Lalu kau pergi ketika apa yang kau mau telah ku turuti. Apa kau
tak pernah berfikir? Ketika kamu datang aku merasa sangat senang. Namun, ada juga
rasa sakit ketika aku mengetahui bahwa kehadiranmu hanya ada disetiap kau
membutuhkanku.
Apakah kau tak mengerti, bahwa aku
merasa aku hanya wanita pelampiasanmu saja. Ingin rasanya aku meneriakimu dan
berkata “ Kenapa waktu itu kau pergi meninggalkanku? Lalu kenapa kau datang
hanya ketika kau membutuhkanku? kau datang tanpa mengetuk dan kau pergi tanpa
berpamitan. Apakah menurutmu sikapmu itu benar” .
Kau datang ketika kau membutuhkanku,
lalu kau pergi? Apakah kau tak benar-benar menyadari perasaanku. Kau menggenggam
jemarinya tepat dihadapanku, lalu kau ingin menggenggam jemariku lagi? Apakah menurutmu
ketulusan itu sebercanda itu? Apakah kamu tak menyadari? Bahwa orang yang kamu
kecewakan adalah pemaaf yang mencintaimu dengan begitu tabah.
Apakah ketika matamu melihat perempuan
yang lebih cantik dariku, kau meninggalkan hati yang menyayangimu dengan begitu
tulus. Entah kenapa kehadiramu membuatku ingin menangis, ada rasa yang tak
dapat masuk kedalam labirin hatiku, ia mengendap-endap dan aku tak tau harus
menamainya apa? Sekejap namun menyakitkan. Padahal kau tau bahwa aku terlihat
baik-baik saja bukan? .
Aku ingin menangis, sampai air mataku
benar-benar tak lagi dapat menetes. Aku bertanya-tanya dalam hatiku sendiri “
Dapatkah aku menerimanya kembali, ketika hatiku telah di kecewakan? Kenapa dia
seperti ini, datang seperti tak ada masalah dikepalanya? Apakah dia lupa apa
yang telah membuatku menjauhkan diri darinya?” .
Sepertinya, aku terlalu jauh memasuki
duniamu, sampai aku lupa bagaimana caranya untuk kembali. Namun, aku sadar “Jika
dia mencintaiku, dia akan slalu menyemangatiku ketika aku lelah dengan keadaan
yang membuatku bingung. Bahkan, dia akan mengesampingkan beban yang dipikulnya
ketika aku membutuhkannya” .
Kamu juga harus tau! “Perempuan sepertiku, tak menginginkan lelaki
yang cepat datang lalu cepat juga perginya. Namun, perempuan sepertiku Menginginkan,
lelakinya ada ketika dia sedih dan tiba-tiba datang untuk mendekap dan
membuatnya sedikit tenang”
“AKU MINTA MAAF,
SEBENARNYA AKU TAK TEGA MENINGGALKANMU. NAMUN, DIA YANG MEMBUAT KITA SEPERTI
INI? APAKAH KAU MENGERTI? DIA ADALAH TAKDIR. SESUNGGUHNYA KITA BISA TETAP
BERSAMA, NAMUN AKU TAK YAKIN JIKA KITA DAPAT BAHAGIA. KARNA SESUNGGUHNYA HAL
YANG DILAKUKAN SECARA TERPAKSA, HANYA AKAN MENIMBULKAN LUKA BARU UNTUK KITA.
KITA TAK DAPAT MEMBANTAH KEPUTUSANNYA, YANG DAPAT KITA LAKUKAN HANYALAH PASRAH
DENGAN KEPUTUSANNYA. MAAFKAN AKU.....”
Tertanda
Perempuan yang kau abaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar